Lahir dengan tubuh sempurna membuatku mampu untuk melakukan apa saja.
Saat ini Aku berada dalam suatu acara perekrutan anggota baru FLP cabang Sulawesi-Selatan. Hari ini adalah hari terakhir. Langit terlihat sedih dengan menurunkan hujannya melihat Kami akan pergi meninggalkan tempat ini.
Di tempat ini, Aku bertemu dengan berbagai macam orang. Berbagai macam, dengan latar belakang yang berbeda. Bahkan ada yang terlihat takjub ketika melihatku mengeluarkan gadget kesayangan, Ipad. Hahaha
Dari semua peserta ini, yang paling membuatku kagum adalah peserta dari Universitas Indonesia Timur. Ada apa dengan mereka? Mereka datang kesini dengan mengesampingkan keterbatasan fisik yang mereka punya. Sebanyak 4 tunanetra ikut dalam perekrutan untuk masuk dalam organisasi ini. Jalan pun mereka harus dituntun. Pada pertama kali Aku melihat kelompok ini dalam hati saya mengatakan,"paling cuma mau habiskan waktu saja. Paling cuma mau bersosialisasi. Paling cuma kumpulan tunanetra yang tidak bisa apa2". Setelah 2 hari bergaul dengan mereka, mereka membuatku takjub. Saat ditunjuk untuk memperkenalkan diri, Mereka juga diminta untuk menjelaskan track record mereka sebagai penulis. Ternyata, Jono, salah satu penderita tunanetra itu karyanya telah pernah dimuat di salah satu media cetak Indonesia. Bahkan Dia pernah menjadil runner-up dalam salah satu lomba kepenulisan baru-baru ini.
Iri sekaligus kagum. Ini merupakan tamparan tepat di wajahku. Bagaimana mungkin Aku yang tanpa cacat fisik ini tidak mempunyai kerya apa2. Menulis tugas essay kuliah pun sulit. Apalagi menulis karya tulis atau essay untuk dikirim ke media cetak.
Aku bersyukur mempunyai anggota badan lengkap. Tanpa cacat. Dua hari terkhir ini Aku mendapat banyak pelajaran dan motovasi menulis. Sepulang dari sini, Aku akan menjadi seorang kolumnis handal yang tulisannya dimuat di media cetak nasiinal.
Bismillah..
No comments:
Post a Comment