Dalam dua minggu terakhir ini, saya merasa insecure. Mungkin karena kurang cerdas
dalam menagemen diri dan waktu. Kadang ada tugas yang tidak selesai pada
waktunya. Kadang juga ada tugas yang bahkan tidak selesai.
Banyak masalah akhir-akhir ini. Masalah kuliah, organisasi,
dan masalah perasaan tentunya. Di kuliah, hampir sebagian besar teman-teman
sudah disetujui judul skripsinya. Saya bahkan kumpul blanko judul pun belum.
Masalahnya saya cuma tertarik sama satu jenis topik skripsi, yaitu development studies. Tapi dalam blanko judul
skripsi itu, harus dicantumkan tiga, atau minimal dua judul. Saya tidak tahu
apa yang harus ditulis dalam blanko tersebut.
Di organisasi. Sejumlah 3 organisasi sekarang saya geluti.
HEDS, yaitu organisasi debat bahasa inggris, UnhasMUN Club, yaitu perkumpulan
mahasiswa yang “suka” dengan diplomasi dan negosiasi, dan terakhir, AIESEC,
yaitu organisasi mahasiswa tingkat Internasional yang mempunyai main project
berupa pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Di dalam 3 organisasi ini, saya
bisa dibilang memegang jabatan yang penting. Di HEDS saya sebagai advisor, di
UnhasMUN Club saya sebagai Public Relations, dan di AIESEC sebagai Vice
President ICX. Luar binasa--‘’.
Dan yang paling besar tanggung jawabnya untuk saat ini
adalah di UnhasMUN Club. Tahun depan kami akan mengirim delegasi untuk
mengikuti Model of United Nations di
Harvard, Amerika. Saya terpilih menjadi ketua delegasinya. Ini yang paling
buat saya stress. Soalnya, kami satu delegasi harus mengumpulkan uang sebanyak Rp.500.000.000
agar semua delegasi dapat berangkat. Belum lagi persiapan materi untuk lombanya.
Belum juga mengenai beberapa delegasi yang seperti kehilangan passion untuk berjuang mengumpulkan dana.
Dan advisor yang susah ditemui. Gosh…
Masalah perasaan pun tidak kalah besarnya. Karena kadang
masalah hati ini mempengaruhi mood secara
signifikan. Kadang saya tidak bersemangat untuk mengerjakan tugas kuliah atau
pun organisasi karena masalah perasaan. Preett..
Satu-satunya solusi adalah mendekatkan diri kepada Allah.
Supaya tenang juga ini hati. Kadang saya berhasil menahan godaan, kadang juga
kalah oleh godaan setan. Memang, iman itu kadang naik turun.
Semoga yang saya hadapi saat ini menjadi pembelajaran untuk
masa depan. Supaya bisa memantaskan diri untuk seseorang di masa depan
tentunya.
Wassalam.