Wednesday, December 5, 2012

What I Face Right Now?


Dalam dua minggu terakhir ini, saya merasa insecure. Mungkin karena kurang cerdas dalam menagemen diri dan waktu. Kadang ada tugas yang tidak selesai pada waktunya. Kadang juga ada tugas yang bahkan tidak selesai.
Banyak masalah akhir-akhir ini. Masalah kuliah, organisasi, dan masalah perasaan tentunya. Di kuliah, hampir sebagian besar teman-teman sudah disetujui judul skripsinya. Saya bahkan kumpul blanko judul pun belum. Masalahnya saya cuma tertarik sama satu jenis topik skripsi, yaitu development studies. Tapi dalam blanko judul skripsi itu, harus dicantumkan tiga, atau minimal dua judul. Saya tidak tahu apa yang harus ditulis dalam blanko tersebut.
Di organisasi. Sejumlah 3 organisasi sekarang saya geluti. HEDS, yaitu organisasi debat bahasa inggris, UnhasMUN Club, yaitu perkumpulan mahasiswa yang “suka” dengan diplomasi dan negosiasi, dan terakhir, AIESEC, yaitu organisasi mahasiswa tingkat Internasional yang mempunyai main project berupa pertukaran mahasiswa ke luar negeri. Di dalam 3 organisasi ini, saya bisa dibilang memegang jabatan yang penting. Di HEDS saya sebagai advisor, di UnhasMUN Club saya sebagai Public Relations, dan di AIESEC sebagai Vice President ICX. Luar binasa--‘’.
Dan yang paling besar tanggung jawabnya untuk saat ini adalah di UnhasMUN Club. Tahun depan kami akan mengirim delegasi untuk mengikuti Model of United Nations di Harvard, Amerika. Saya terpilih menjadi ketua delegasinya. Ini yang paling buat saya stress. Soalnya, kami satu delegasi harus mengumpulkan uang sebanyak Rp.500.000.000 agar semua delegasi dapat berangkat. Belum lagi persiapan materi untuk lombanya. Belum juga mengenai beberapa delegasi yang seperti kehilangan passion untuk berjuang mengumpulkan dana. Dan advisor yang susah ditemui. Gosh…
Masalah perasaan pun tidak kalah besarnya. Karena kadang masalah hati ini mempengaruhi mood secara signifikan. Kadang saya tidak bersemangat untuk mengerjakan tugas kuliah atau pun organisasi karena masalah perasaan. Preett..
Satu-satunya solusi adalah mendekatkan diri kepada Allah. Supaya tenang juga ini hati. Kadang saya berhasil menahan godaan, kadang juga kalah oleh godaan setan. Memang, iman itu kadang naik turun.
Semoga yang saya hadapi saat ini menjadi pembelajaran untuk masa depan. Supaya bisa memantaskan diri untuk seseorang di masa depan tentunya.
Wassalam. 

Sunday, July 15, 2012

Catatan Harian

*Di suatu tempat persinggahan Keddah-Kuala Lumpur Jam 10 tadi kami berangkat meninggalkan Keddah, UUM. Selama kurang lebih 3 minggu kami melakukan internship di Universiti Utara Malaysia. 3 minggu ini kami jalani dengan sangat antusias. Apalagi dengan fasilitas yang diberikan oleh pihak UUM, intership ini tidak terasa memberatkan. Bahkan intership ini sangat bernuansa liburan:) Ketika kami berangkat, terasa sekali kekeluargaan yang terikat diantara kami. Hal ini ditandai dengan enggannya kamik berpisah satu sama lain. Bahkan Ivon pun menangis saat kami berangkat menuju bus. Tidak seperti waktu pertama kali berangkat, kami pulang secara terpisah. Vincent, Khalik, dan beberapa mahasiswa komunikasi dan hukum telah berangkat 2 hari sebelumnya. Mereka mempunyai destinasi yang berbeda dengan saya dan beberapa teman yang saya temani ke Kuala Lumpur. Jika tidak karena masalah biaya, mungkin saya akan berangkat juga ke Bangkok. Berhubung tiket Singapore-Makassar agak murah dibanding yang lain, saya mengambil tiket Singapore-Makassar ini. Namun sebelum ke Singapore,saya dan beberapa kawan-kawan yang lain terlebih dahulu menghabiskan waktu untuk menjelajahi Kuala Lumpur. Tanggal 14 saya akan balik ke Indonesia. Tidak sabar untuk ketemu dengan keluarga dan teman-teman yang lain, terutama dengan seseorang yang saat ini bisa dibilang "dekat" dengan saya:)

Wednesday, July 4, 2012

Random Writing #KKN

*di sebuah halte bis, Malaysia.. Hari ini meruapakan hari ke-7 saya berada di negeri jiran. Saya di negera ini dalam rangka kuliah kerja nyata (KKN) yang harus saya ambil sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar bachelor dari universitas tempat saya menimba ilmu. KKN ini bertempat di salah satu universitas terkemuka di Malaysia, Universiti Utara Malaysia. Banyak yang saya dapatkan selama KKN ini. Jujur, KKN ini kurang dalam hal pengabdian dalam masyarakatnya. Tapi itu terbayar dengan semua kegiatan atau proker yang kamu buat di wilayah ini. Kebanyakan proker kami bersifat keilmuan dan observasi. Alasan saya mengambil KKN ini sebenarnya merupakan alasan keilmuan. Menurut saya, anak HI seharusnya lebih "go internasional" agar memperkaya khazanah pribadinya tentang disiplin ilmu yang dimiliki. Bukan memandang sebelah mata KKN reguler yang diadakan di kampung-kampung, tapi menurut saya, KKN reguler di desa tidak cocok dengan keilmuan HI. Sungguh banyak sekali yang kami peroleh di KKN internasional ini. Saya pun yakin bahwa apa yang kami dapat akan sangat berperan dalam meniti karir kedepan. Mungkin inilah alasan mengapa saya tidak diluluskan untuk kuliah di UGM. Ternyata Unhas lah yang membukakan semua pintu kearah pengembangan diri yang lebih baik.  Setelah sekian lama, saya akhirnya pahami kehendak-Nya:)

Ulang Tahun:)

3 July 2012 Hari ini adalah hari ulang tahunku. Ulang tahun yang ke-21. Umur ini menandakan saya harus lebih dewasa untuk kedepannya. Ulang tahun yang ke-21 ini cukup istimewa. Di ulang tahun ke-21, saya berada di negeri orang, Malaysia. Yah, walau tak ada acara perayaan atau pun kue ulang tahun, saya cukup senang dalam menyambut umur baru ini:). Tidak terasa setahun telah berlalu sejak masuk umur ke-20. Tahun lalu saya memiliki beberapa resolusi yang ingin saya capai sebelum umur ke-21. Banyak yang tidak tercapai, tapi ada juga resolusi yang tercapai.  Di umur baru ini, saya akan berusaha untuk lebih dewasa lagi. Menjadi pribadi yang lebih baik, dari segi kualitas iman maupun kualitas pribadi. Insya Allah, di umur ini, saya akan lebih baik lagi. Pasti !

Sunday, January 1, 2012

Hujan, Desember, Halte, Berdua

Sudah 15 menit aku menunggu. Sesekali melirik jam yang melingkar dipergelangan tangan kananku. Kita janji untuk bertemu di halte ini jam setengah 5. 

Hari ini hari rabu. Hari yang telah dijadwalkan untuk kita bisa bertemu. Mengingat kita berbeda jurusan, maka hari rabu ini adalah waktu yang paling tepat untuk bertemu. Karena katamu, di hari lain kau sibuk dengan jadwal kuliah yang padat, ditambah dengan jadwal kuliahku yang juga tidak kalah padatnya.

Langit terlihat mendung. Sepertinya akan turun hujan. Sambil membaca-baca paper yang dibagikan dosen, Aku sesekali menengok ke lorong tempat dimana biasa kamu lewat untuk menemuiku. 

Kamu datang. Bersama seseorang. Seseorang yang sekarang juga menjadi temanku yang sengaja Aku dekati untuk lebih mengenalmu. Klasik memang.

 Kita bertiga berbincang-bincang. Tanpa sempat Aku bertanya, kamu lalu minta maaf karena telah lama membuatku menunggu. Katamu, dosen lama berceramah. Aku maklum akan hal itu sambil tersenyum kecil melihat ekpresimu yang juga terlihat agak kesal. 

Temanmu lalu pamit. Meninggalkan kita berdua duduk di halte ini. Katanya, dia punya urusan, jadi dia pulang duluan. Pengertian juga temanmu ini.

Hujan turun. Menahan kita untuk beranjak dari halte ini. Rencananya, Aku akan mengantarmu pulang ke rumahmu, seperti biasa.

Untuk membunuh waktu, Kita saling bertukar tanya. Aku bertanya tentang harimu sambil berusaha untuk membuat candaan lucu. Berharap bisa melihat sepintas simpul garis senyum di bibir merahmu.

Hujan pun berhenti, seperti tahu kalau Aku sudah kehabisan bahan candaan untuk membuatmu tersenyum. Kita pun berangkat meninggalkan halte ini. Kupersilakan kau untuk naik ke motorku sambil kusodorkan helm berwarna hijau daun yang Aku beli untuk kamu pakai. Namun, seperti Kamu tidak sadar jika yang aku berikan padamu adalah helm baru. Helm yang sengaja Aku beli dengan meng-korting uang jajanku.

Udara sore ini agak dingin. Tercium bau khas tanah ketika habis turun hujan. Engkau tak berbicara. Sepertinya asik melihat pemandangan sore di kala habis hujan. Sesekali untuk membuatmu berbicara, Aku bertanya padamu. Walau itu pertanyaan yang tidak penting.

Ahh, belum puas Aku melihat wajah cantikmu. Terpikir olehku trik klasik untuk tetap memandangi wajahmu walau sedang mengendarai motorku ini. Ku-setel kaca spion agar dapat melihat wajahmu dari pantulan kaca spion tadi. Ahh, kau memang cantik. Di dalam hati Aku berdoa.

Alangkah indahnya sore ini.
 *backsound : Cantik by Kahitna"

Saturday, December 24, 2011

Lihatlah Ke Bawah dan Bersyukurlah

Lahir dengan tubuh sempurna membuatku mampu untuk melakukan apa saja.

Saat ini Aku berada dalam suatu acara perekrutan anggota baru FLP cabang Sulawesi-Selatan. Hari ini adalah hari terakhir. Langit terlihat sedih dengan menurunkan hujannya melihat Kami akan pergi meninggalkan tempat ini.

Di tempat ini, Aku bertemu dengan berbagai macam orang. Berbagai macam, dengan latar belakang yang berbeda. Bahkan ada yang terlihat takjub ketika melihatku mengeluarkan gadget kesayangan, Ipad. Hahaha

Dari semua peserta ini, yang paling membuatku kagum adalah peserta dari Universitas Indonesia Timur. Ada apa dengan mereka? Mereka datang kesini dengan mengesampingkan keterbatasan fisik yang mereka punya. Sebanyak 4 tunanetra ikut dalam perekrutan untuk masuk dalam organisasi ini. Jalan pun mereka harus dituntun. Pada pertama kali Aku melihat kelompok ini dalam hati saya mengatakan,"paling cuma mau habiskan waktu saja. Paling cuma mau bersosialisasi. Paling cuma kumpulan tunanetra yang tidak bisa apa2". Setelah 2 hari bergaul dengan mereka, mereka membuatku takjub. Saat ditunjuk untuk memperkenalkan diri, Mereka juga diminta untuk menjelaskan track record mereka sebagai penulis. Ternyata, Jono, salah satu penderita tunanetra itu karyanya telah pernah dimuat di salah satu media cetak Indonesia. Bahkan Dia pernah menjadil runner-up dalam salah satu lomba kepenulisan baru-baru ini.

Iri sekaligus kagum. Ini merupakan tamparan tepat di wajahku. Bagaimana mungkin Aku yang tanpa cacat fisik ini tidak mempunyai kerya apa2. Menulis tugas essay kuliah pun sulit. Apalagi menulis karya tulis atau essay untuk dikirim ke media cetak.

Aku bersyukur mempunyai anggota badan lengkap. Tanpa cacat. Dua hari terkhir ini Aku mendapat banyak pelajaran dan motovasi menulis. Sepulang dari sini, Aku akan menjadi seorang kolumnis handal yang tulisannya dimuat di media cetak nasiinal.

Bismillah..